RISET MAHASISWA YANG HOLISTIK-INTEGRATIF
Wahyuddin MY
Ketua Umum
Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran UNM
Periode Tahun 2010-2011
Tahun 2011
Riset (research) di kalangan mahasiswa seharusnya menjadi budaya, dimana setiap mahasiswa harus mampu melaksanakan sebuah penelitian. Melalui penelitian, mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat dengan memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pencapaian prestasi akademik.
Kenyataannya selama ini mahasiswa belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan penelitian. Hal ini berdasarkan kuantitas dan kualitas penelitian yang
dilaksanakan oleh mahasiswa. Dari segi kualitas, skripsi yang dihasilkan oleh sarjana-sarjana yang kita dapatkan di perpustakaan-perpustakaan ataupun yang ada di media internet masih memiliki mutu yang rendah. Indikatornya yaitu struktur penulisan, topik atau judul yang diangkat kurang inovatif atau sifatnya tidak berbasis masalah, dan sebagian judul nampak mengikuti judul-judul yang telah ada sebelumnya, yang berbeda hanyalah tempat dan lokasi penelitian. Sedangkan dari
segi kuantitas, jumlah peneliti mahasiswa masih sedikit. Umumnya, mahasiswa melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir karena penelitian tersebut menjadi prasyarat untuk mendapatkan predikat sebagai sarjana. Padahal, mahasiswa dapat melakukan penelitian selain skripsi, baik atas inisiatif sendiri dalam upaya memecahkan permasalahan masyarakat, maupun dengan mengikuti lomba-lomba penelitian yang diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta.Rendahnya mutu penelitian mahasiswa terkait erat dengan tingkat pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan riset. Permasalan ini mesti mendapat perhatian serius, khususnya dari pihak perguruan tinggi. Hal ini begitu penting, sebab riset yang bermutu menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak terhadap kemajuan suatu bangsa. Mahasiswa sebagai subjek dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan suatu riset. Tentunya semua itu akan terwujud jika semua stakeholder berperan secara maksimal.
Kita mesti belajar kepada negara-negara maju yang memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan penelitian. Mereka telah berhasil melakukan pembangunan karena berani menggunakan banyak dana dan upaya dalam bidang penelitian. Sebagai contoh, sejarah Amerika Serikat menyebutkan bahwa 0,27 % dari total pendapatan negara untuk keperluan penelitian antara tahun 1940-1944, dan meningkat menjadi 1 % pada tahun 1953, dan naik lagi menjadi 1,3 % pada tahun 1955. Pada tahun 1953, Amerika Serikat telah menghabiskan 3,5 milyar dolar untuk penelitian. Sekitar 60 % dibiayai oleh pemerintah, 35 % oleh industri swasta, dan selebihnya lagi oleh instansi atau lembaga lainnya. Dari keseluruhan pembiayaan tersebut, 94 % digunakan untuk penelitian terapan dan 6 % untuk penelitian dasar.
Komponen Riset
Kesadaran akan pentingnya riset membuat Indonesia mengapresiasi upaya memajukan penelitian. Berdirinya berbagai lembaga penelitian seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) diharapkan mampu menumbuhkembangkan minat dan kemampuan meneliti, serta hasil-hasil riset yang bermutu. Penelitian sudah menjadi bagian integral dari pendidikan nasional untuk melahirkan peneliti-peneliti muda yang handal, penciptaan karya-karya penelitian, serta penyelesaian masalah dalam masyarakat melalui pelaksanaan penelitian oleh mahasiswa. Pencapaian peserta didik dengan kompetensi penelitian dilakukan dengan menjadikan penelitian sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi.
Ternyata, upaya untuk memajukan riset di tanah air khususnya di perguruan tinggi masih belum berjalan dengan lancar. Banyak sekali tantangan untuk melahirkan peneliti mahasiswa. Selama ini, pelaksanaan riset di perguruan tinggi masih belum dikelola dengan baik. Riset umumnya hanya berhenti pada pelaksanaan saja tanpa adanya tindak lanjut. Padahal riset adalah sebuah kegiatan yang tidak berhenti pada tercapainya hasil penelitian, akan tetapi lebih jauh dari pada itu, riset merupakan serangkaian kegiatan yang berkelanjutan hingga tujuan utama dari pelaksanaan riset yakni terselesaikannya permasalahan serta pencapaian manfaat penelitian dapat diwujudkan. Semua ini akan terwujud apabila riset dikelola secara holistik-integratif, maksudnya riset menjadi sebuah kegiatan yang komponen-komponenya tidak terpisah-pisah melainkan dalam sebuah konsep yang utuh dan sempurna.
Komponen-komponen pelaksanaan penelitian mahasiswa meliputi peningkatan pengetahuan, pelaksanaan penelitian, publikasi dan penerbitan hasil-hasil penelitian, serta aplikasi hasil-hasil penelitian melalui pengabdian kepada masyarakat, penerapan oleh perusahaan-perusahaan (industri), dan kewirausahaan. Pelaksanaan komponen-komponen tersebut saat ini masih belum dilakukan dengan baik.
Pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan intensif baik melalui proses perkuliahan di kelas maupun melalui pelaksanaan penelitian secara langsung. Mahasiswa seharusnya diarahkan kepada upaya pemilihan topik penelitian berbasis masalah dan inovatif. Mahasiswa harus mampu menentukan sendiri tujuannya, kemudian dia harus melihat apa sebenarnya yang menjadi masalah mengapa tujuannya tersebut tidak tercapai. Dalam masalah akan diperoleh dua faktor yakni faktor fisik dan non fisik. Faktor dominan dalam masalah seharusnya menjadi objek kajian dalam penelitian.
Selain itu, keikutsertaan mahasiswa dalam berbagai lomba-lomba penelitian perlu ditingkatkan. Aktivitas ini akan mengasah kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian baik itu penulisan maupun pelaksanaan. Dampak positif lainnya adalah lomba-lomba dapat dijadikan sebagai motivasi untuk aktif melakukan penelitian, walaupun sebenarnya kurang tepat apabila penelitian dilakukan hanya untuk mendapatkan hadiah dalam perlombaan, sebab penelitian adalah sesuatu aktivitas yang harus dilandasi dengan niat tulus dan kepedulian terhadap umat manusia.
Dalam penelitian, selalu ditekankan bahwa ada manfaat yang dicapai baik secara teoritis maupun secara praktis. Untuk mencapai manfaat itu, perlu dilakukan publikasi dan penerbitan. Selama ini, publikasi hasil-hasil penelitian masih kurang dilakukan. Tengok saja misalnya penelitian-penelitian yang dihasilkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh DIKTI. Ribuan hasil PKM tersebut yang dipamerkan dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) tak terekspos oleh media. Sebaliknya, media lebih senang meliput sisi negatif dari perilaku mahasiswa seperti tawuran dan demonstrasi anarkis. Padahal, begitu banyak aktivitas dan kegiatan mahasiswa yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat termasuk diantaranya ialah penelitian.
Penerbitan adalah bagian yang tak boleh dilupakan dalam penelitian. Penerbitan memungkinkan dilakukannya duplikasi atau pengulangan, sekaligus sebagai referensi bagi pelajar dan peneliti selanjutnya. Penerbitan hasil-hasil penelitian ke dalam bentuk jurnal, buku, dan artikel seyogianya bukanlah hal yang sulit, mengingat terjadinya kemajuan teknologi dalam bidang percetakan. Lebih dari 1000 penerbit terdaftar di IKAPI menjadi faktor pendukung dalam penerbitan. Selain itu, internet yang semakin mudah diakses menjadi alternatif tempat menerbitkan artikel atau pun buku.
Nah, komponen terakhir penelitian adalah aplikasi. Sebenarnya, perguruan tinggi telah menghasilkan banyak teknologi hasil penelitian dan pengembangan. Akan tetapi, pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh hasil litbang dari dalam negeri dianggap masih kurang bermutu. Teknologi hasil litbang dalam negeri kurang dipercaya oleh masyarakat dan pelaku industri.
Perguruan tinggi semestinya memperhatikan penerapan hasli litbang ini. Perguruan tinggi harus lebih aktif dalam melakukan kerja sama dengan pelaku industri. Pihak industri dapat memberikan pesanan kepada perguruan tinggi untuk menghasilkan hasil litbang sesuai dengan kebutuhan industri tersebut.
Penelitian inilah yang menjadi jembatan antara perguruan tinggi dengan industri. Hasil-hasil penelitian merupakan kebutuhan dalam dunia industri. Namun jika hal tersebut masih dirasakan sulit, perguruan tinggi masih punya pilihan untuk mengaplikasikan hasil penelitian melalui kewirausahaan mahasiswa. Hal ini merupakan potensi besar, mengingat begitu banyak hasil-hasil karya penelitian dan penulisan mahasiswa yang bernilai ekonomis. Sebagai contoh, penulis pernah membaca karya mahasiswa di Makassar dengan judul sara’ba instan. Sara’ba yang selama ini dikenal hanya dimasak ketika hendak dikomsumsi, mahasiswa tersebut ternyata dapat membuat sara’ba dalam bentuk sacet yang lebih awet dan praktis.
Itulah sebabnya mengapa penelitian menjadi potensi untuk mewujudkan kewirausahaan mahasiswa. Penulis meyakini bahwa apabila komponen-komponen penelitian ini dilaksanakan dengan baik dengan keterlibatan stakeholder secara maksimal, maka tidak menutup kemungkinan, Indonesia perlahan akan menjadi sebuah negara yang maju. Insya Allah.
Ketua Umum
Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran UNM
Periode Tahun 2010-2011
Tahun 2011
Riset (research) di kalangan mahasiswa seharusnya menjadi budaya, dimana setiap mahasiswa harus mampu melaksanakan sebuah penelitian. Melalui penelitian, mahasiswa dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat dengan memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pencapaian prestasi akademik.
Kenyataannya selama ini mahasiswa belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan penelitian. Hal ini berdasarkan kuantitas dan kualitas penelitian yang
dilaksanakan oleh mahasiswa. Dari segi kualitas, skripsi yang dihasilkan oleh sarjana-sarjana yang kita dapatkan di perpustakaan-perpustakaan ataupun yang ada di media internet masih memiliki mutu yang rendah. Indikatornya yaitu struktur penulisan, topik atau judul yang diangkat kurang inovatif atau sifatnya tidak berbasis masalah, dan sebagian judul nampak mengikuti judul-judul yang telah ada sebelumnya, yang berbeda hanyalah tempat dan lokasi penelitian. Sedangkan dari
segi kuantitas, jumlah peneliti mahasiswa masih sedikit. Umumnya, mahasiswa melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir karena penelitian tersebut menjadi prasyarat untuk mendapatkan predikat sebagai sarjana. Padahal, mahasiswa dapat melakukan penelitian selain skripsi, baik atas inisiatif sendiri dalam upaya memecahkan permasalahan masyarakat, maupun dengan mengikuti lomba-lomba penelitian yang diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta.Rendahnya mutu penelitian mahasiswa terkait erat dengan tingkat pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan riset. Permasalan ini mesti mendapat perhatian serius, khususnya dari pihak perguruan tinggi. Hal ini begitu penting, sebab riset yang bermutu menentukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak terhadap kemajuan suatu bangsa. Mahasiswa sebagai subjek dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan suatu riset. Tentunya semua itu akan terwujud jika semua stakeholder berperan secara maksimal.
Kita mesti belajar kepada negara-negara maju yang memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan penelitian. Mereka telah berhasil melakukan pembangunan karena berani menggunakan banyak dana dan upaya dalam bidang penelitian. Sebagai contoh, sejarah Amerika Serikat menyebutkan bahwa 0,27 % dari total pendapatan negara untuk keperluan penelitian antara tahun 1940-1944, dan meningkat menjadi 1 % pada tahun 1953, dan naik lagi menjadi 1,3 % pada tahun 1955. Pada tahun 1953, Amerika Serikat telah menghabiskan 3,5 milyar dolar untuk penelitian. Sekitar 60 % dibiayai oleh pemerintah, 35 % oleh industri swasta, dan selebihnya lagi oleh instansi atau lembaga lainnya. Dari keseluruhan pembiayaan tersebut, 94 % digunakan untuk penelitian terapan dan 6 % untuk penelitian dasar.
Komponen Riset
Kesadaran akan pentingnya riset membuat Indonesia mengapresiasi upaya memajukan penelitian. Berdirinya berbagai lembaga penelitian seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) diharapkan mampu menumbuhkembangkan minat dan kemampuan meneliti, serta hasil-hasil riset yang bermutu. Penelitian sudah menjadi bagian integral dari pendidikan nasional untuk melahirkan peneliti-peneliti muda yang handal, penciptaan karya-karya penelitian, serta penyelesaian masalah dalam masyarakat melalui pelaksanaan penelitian oleh mahasiswa. Pencapaian peserta didik dengan kompetensi penelitian dilakukan dengan menjadikan penelitian sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi.
Ternyata, upaya untuk memajukan riset di tanah air khususnya di perguruan tinggi masih belum berjalan dengan lancar. Banyak sekali tantangan untuk melahirkan peneliti mahasiswa. Selama ini, pelaksanaan riset di perguruan tinggi masih belum dikelola dengan baik. Riset umumnya hanya berhenti pada pelaksanaan saja tanpa adanya tindak lanjut. Padahal riset adalah sebuah kegiatan yang tidak berhenti pada tercapainya hasil penelitian, akan tetapi lebih jauh dari pada itu, riset merupakan serangkaian kegiatan yang berkelanjutan hingga tujuan utama dari pelaksanaan riset yakni terselesaikannya permasalahan serta pencapaian manfaat penelitian dapat diwujudkan. Semua ini akan terwujud apabila riset dikelola secara holistik-integratif, maksudnya riset menjadi sebuah kegiatan yang komponen-komponenya tidak terpisah-pisah melainkan dalam sebuah konsep yang utuh dan sempurna.
Komponen-komponen pelaksanaan penelitian mahasiswa meliputi peningkatan pengetahuan, pelaksanaan penelitian, publikasi dan penerbitan hasil-hasil penelitian, serta aplikasi hasil-hasil penelitian melalui pengabdian kepada masyarakat, penerapan oleh perusahaan-perusahaan (industri), dan kewirausahaan. Pelaksanaan komponen-komponen tersebut saat ini masih belum dilakukan dengan baik.
Pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan intensif baik melalui proses perkuliahan di kelas maupun melalui pelaksanaan penelitian secara langsung. Mahasiswa seharusnya diarahkan kepada upaya pemilihan topik penelitian berbasis masalah dan inovatif. Mahasiswa harus mampu menentukan sendiri tujuannya, kemudian dia harus melihat apa sebenarnya yang menjadi masalah mengapa tujuannya tersebut tidak tercapai. Dalam masalah akan diperoleh dua faktor yakni faktor fisik dan non fisik. Faktor dominan dalam masalah seharusnya menjadi objek kajian dalam penelitian.
Selain itu, keikutsertaan mahasiswa dalam berbagai lomba-lomba penelitian perlu ditingkatkan. Aktivitas ini akan mengasah kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian baik itu penulisan maupun pelaksanaan. Dampak positif lainnya adalah lomba-lomba dapat dijadikan sebagai motivasi untuk aktif melakukan penelitian, walaupun sebenarnya kurang tepat apabila penelitian dilakukan hanya untuk mendapatkan hadiah dalam perlombaan, sebab penelitian adalah sesuatu aktivitas yang harus dilandasi dengan niat tulus dan kepedulian terhadap umat manusia.
Dalam penelitian, selalu ditekankan bahwa ada manfaat yang dicapai baik secara teoritis maupun secara praktis. Untuk mencapai manfaat itu, perlu dilakukan publikasi dan penerbitan. Selama ini, publikasi hasil-hasil penelitian masih kurang dilakukan. Tengok saja misalnya penelitian-penelitian yang dihasilkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh DIKTI. Ribuan hasil PKM tersebut yang dipamerkan dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) tak terekspos oleh media. Sebaliknya, media lebih senang meliput sisi negatif dari perilaku mahasiswa seperti tawuran dan demonstrasi anarkis. Padahal, begitu banyak aktivitas dan kegiatan mahasiswa yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat termasuk diantaranya ialah penelitian.
Penerbitan adalah bagian yang tak boleh dilupakan dalam penelitian. Penerbitan memungkinkan dilakukannya duplikasi atau pengulangan, sekaligus sebagai referensi bagi pelajar dan peneliti selanjutnya. Penerbitan hasil-hasil penelitian ke dalam bentuk jurnal, buku, dan artikel seyogianya bukanlah hal yang sulit, mengingat terjadinya kemajuan teknologi dalam bidang percetakan. Lebih dari 1000 penerbit terdaftar di IKAPI menjadi faktor pendukung dalam penerbitan. Selain itu, internet yang semakin mudah diakses menjadi alternatif tempat menerbitkan artikel atau pun buku.
Nah, komponen terakhir penelitian adalah aplikasi. Sebenarnya, perguruan tinggi telah menghasilkan banyak teknologi hasil penelitian dan pengembangan. Akan tetapi, pemanfaatannya masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh hasil litbang dari dalam negeri dianggap masih kurang bermutu. Teknologi hasil litbang dalam negeri kurang dipercaya oleh masyarakat dan pelaku industri.
Perguruan tinggi semestinya memperhatikan penerapan hasli litbang ini. Perguruan tinggi harus lebih aktif dalam melakukan kerja sama dengan pelaku industri. Pihak industri dapat memberikan pesanan kepada perguruan tinggi untuk menghasilkan hasil litbang sesuai dengan kebutuhan industri tersebut.
Penelitian inilah yang menjadi jembatan antara perguruan tinggi dengan industri. Hasil-hasil penelitian merupakan kebutuhan dalam dunia industri. Namun jika hal tersebut masih dirasakan sulit, perguruan tinggi masih punya pilihan untuk mengaplikasikan hasil penelitian melalui kewirausahaan mahasiswa. Hal ini merupakan potensi besar, mengingat begitu banyak hasil-hasil karya penelitian dan penulisan mahasiswa yang bernilai ekonomis. Sebagai contoh, penulis pernah membaca karya mahasiswa di Makassar dengan judul sara’ba instan. Sara’ba yang selama ini dikenal hanya dimasak ketika hendak dikomsumsi, mahasiswa tersebut ternyata dapat membuat sara’ba dalam bentuk sacet yang lebih awet dan praktis.
Itulah sebabnya mengapa penelitian menjadi potensi untuk mewujudkan kewirausahaan mahasiswa. Penulis meyakini bahwa apabila komponen-komponen penelitian ini dilaksanakan dengan baik dengan keterlibatan stakeholder secara maksimal, maka tidak menutup kemungkinan, Indonesia perlahan akan menjadi sebuah negara yang maju. Insya Allah.

09.56
Wahyuddin MY
,




0 Response to "RISET MAHASISWA YANG HOLISTIK-INTEGRATIF"
Posting Komentar
Terima kasih atas komentarnya!